Langsung ke konten utama

Toples Lebaran: Dari Kenangan ke Kesadaran Lingkungan

Setiap kali menjelang Lebaran, ada satu benda yang selalu hadir di ruang tamu kita: toples lebaran. Berisi aneka kue kering seperti nastar, kastengel, putri salju, hingga rengginang, toples ini menjadi simbol kebaikan dan kebersamaan. Namun, di balik kebahagiaan tersebut, pernahkah kita berpikir ke mana perginya toples-toples itu setelah Lebaran usai?


Di rumah saya, dulu toples-toples bekas kue sering kali hanya menumpuk di dapur, menunggu nasib. Ada yang akhirnya digunakan untuk menyimpan bumbu dapur, ada juga yang dibiarkan begitu saja sampai kusam dan tak terpakai. Bahkan, tak sedikit yang akhirnya dibuang karena dianggap “sudah kebanyakan”.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di satu dua rumah. Setiap tahun, jutaan toples plastik sekali pakai digunakan dan dibuang setelah Lebaran. Padahal, sebagian besar dari toples-toples ini masih sangat layak pakai. Inilah salah satu contoh kecil bagaimana budaya konsumtif kita berdampak pada jumlah sampah plastik di lingkungan.

Sebagai bagian dari Bank Sampah Unit (BSU) Mandiri di RW 14, Perumahan Taman Asri, kami ingin mengajak warga untuk memaknai toples lebaran dengan cara yang lebih bijak. Tidak sekadar tempat menyimpan kue, tapi juga sebagai simbol kepedulian kita terhadap lingkungan.

Berikut beberapa ide sederhana tapi berdampak besar yang bisa kita lakukan bersama:

  1. Gunakan kembali toples-toples lama untuk Lebaran tahun ini. Tidak perlu membeli yang baru jika yang lama masih bagus dan bersih.

  2. Donasikan toples kosong ke BSU Mandiri. Kami akan mengelolanya, membersihkannya, dan memberdayakannya kembali bersama ibu-ibu penggerak lingkungan.

  3. Pisahkan toples plastik dari sampah rumah tangga lainnya. Dengan memilah sampah, kita membantu mengurangi beban TPA dan meningkatkan nilai ekonomi sampah anorganik.

Program ini tidak hanya akan mengurangi sampah plastik, tapi juga bisa menjadi ladang kreativitas. Beberapa warga bahkan sudah mulai membuat kerajinan tangan dari toples bekas—dihias, dicat, dan dijual kembali sebagai tempat penyimpanan serbaguna.

Kami percaya bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Toples lebaran hanyalah satu contoh. Tapi dari satu toples yang kita kelola dengan bijak, ada harapan akan lingkungan yang lebih bersih dan kesadaran yang tumbuh di hati setiap orang.

Mari jadikan Lebaran tahun ini bukan hanya tentang berbagi kue, tapi juga tentang berbagi kepedulian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Wa Ega: Memilah dan Membersihkan Sampah, Langkah Kecil Menuju Lingkungan Besar

Di tengah kesibukannya sebagai kepala rumah tangga, Wa Ega, salah satu nasabah aktif BSU Mandiri tetap meluangkan waktu untuk memilah dan membersihkan sampah rumah tangganya sebelum disetorkan ke Bank Sampah . Beberapa waktu lalu, beliau mengirimkan foto-foto kegiatan persiapannya. Botol plastik dicuci dan dikeringkan, label kemasan dikumpulkan, tutup botol dipisahkan, dan gelas plastik ditata rapi. Sebuah pemandangan sederhana, namun sarat makna. Kenapa Sampah Harus Dibersihkan? Kebiasaan membersihkan sampah sebelum disetor ke Bank Sampah sebenarnya menyimpan banyak manfaat penting , baik untuk nasabah, petugas bank sampah, maupun lingkungan sekitar: ✅ Mengurangi bau dan belatung – Sampah yang kotor mudah membusuk dan menarik lalat. Membersihkannya membantu menjaga kenyamanan rumah dan lingkungan. ✅ Nilai jual lebih tinggi – Sampah bersih lebih disukai oleh pengepul karena tidak mengkontaminasi material lain, sehingga harganya pun lebih baik. ✅ Mudah disimpan lebih lama – ...

Apakah Bank Sampah Termasuk Sustainable Development Goals? Ini Penjelasan Lengkapnya

Bank sampah semakin dikenal sebagai solusi cerdas dalam mengatasi persoalan sampah di masyarakat. Salah satu contohnya adalah BSU Mandiri (Bank Sampah Unit Mandiri) yang aktif di Sukabumi. Namun, muncul pertanyaan penting: Apakah bank sampah termasuk dalam Sustainable Development Goals (SDGs)? Jawabannya: Ya, bank sampah secara langsung mendukung pencapaian beberapa poin utama dalam SDGs . Artikel ini akan mengulas bagaimana peran bank sampah seperti BSU Mandiri berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Apa Itu Sustainable Development Goals (SDGs)? Sustainable Development Goals (SDGs) adalah 17 tujuan global yang dicanangkan oleh PBB untuk dicapai hingga tahun 2030. Tujuannya adalah mengakhiri kemiskinan, melindungi lingkungan, dan memastikan kesejahteraan semua manusia. Peran Bank Sampah dalam SDGs Bank sampah bukan hanya tentang memilah sampah. Konsep ini menciptakan perubahan nyata di berbagai aspek sosial, ekonomi, dan li...

RT 09 Perum Taman Asri dan BSU Mandiri Kolaborasi: Program Lubang Biopori untuk Lingkungan Berkelanjutan

Dalam upaya memperkuat komitmen terhadap pelestarian lingkungan, RT 09 RW 14 Perum Taman Asri, Kota Sukabumi bersama Bank Sampah Unit (BSU) Mandiri meluncurkan program inovatif berupa pembuatan lubang biopori untuk pengelolaan sampah organik. Pada kesempatan ini, telah dilakukan pengisian perdana sampah organik ke dalam lubang biopori yang telah dipersiapkan secara swadaya oleh warga. Lubang biopori ini dibuat dari ember cat bekas yang dimodifikasi secara sederhana. Bagian dasar ember dilubangi untuk memperlancar resapan air, sementara sisi-sisinya diberi lubang menggunakan bor untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam lubang. Desain ini memungkinkan sampah organik terurai dengan cepat, menghasilkan kompos alami yang dapat dimanfaatkan kembali untuk penghijauan lingkungan. Program ini bertujuan untuk: Mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS). Menghasilkan kompos alami yang dapat digunakan untuk tanaman dan penghijauan wilayah. Men...