Sampah organik seperti daun, ranting pohon, dan sisa makanan merupakan jenis sampah yang paling banyak dihasilkan di lingkungan sekolah, terutama yang memiliki area terbuka atau pepohonan rindang. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah ini dapat menumpuk, menimbulkan bau tidak sedap, bahkan mengganggu keindahan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
Salah satu solusi yang ramah lingkungan dan mudah diterapkan di sekolah adalah pembuatan lubang biopori. Metode ini terbukti efektif dalam mengurangi volume sampah organik sekaligus menyuburkan tanah di sekitar lingkungan sekolah.
Apa Itu Lubang Biopori?
Lubang biopori adalah lubang silindris vertikal yang dibuat ke dalam tanah, berfungsi untuk mempercepat proses penyerapan air dan penguraian sampah organik secara alami. Sampah seperti daun dan ranting dapat dimasukkan ke dalam lubang ini, lalu ditambahkan cairan EM4 atau bio-aktivator lain untuk membantu proses pembusukan.
Manfaat Lubang Biopori di Sekolah
-
Mengurangi Sampah Organik: Daun dan ranting yang tadinya menumpuk kini dapat diurai langsung di tempat.
-
Menyuburkan Tanah: Hasil penguraian berubah menjadi kompos alami yang baik untuk tanaman.
-
Sebagai Media Edukasi: Siswa dapat belajar langsung tentang konsep daur ulang, pengomposan, dan pelestarian lingkungan.
-
Potensi Kewirausahaan: Kompos yang dihasilkan bisa dikumpulkan, dikarungkan, dan dijual sebagai pupuk organik.
Alternatif: Budidaya Maggot, Namun Perlu Pertimbangan
Selain biopori, sebenarnya ada alternatif lain yaitu budidaya maggot atau larva lalat Black Soldier Fly. Maggot sangat efektif mengurai sisa makanan seperti nasi, sayuran busuk, atau buah-buahan. Namun, metode ini memiliki tantangan tersendiri:
-
Membutuhkan penanganan lebih serius dan tempat khusus.
-
Tidak cocok untuk jenis sampah kering seperti daun dan ranting.
-
Perlu pelatihan dan pemantauan rutin.
Karena pertimbangan inilah, lubang biopori menjadi pilihan yang paling realistis, efisien, dan edukatif untuk diterapkan di lingkungan sekolah, khususnya dalam skala awal dan dengan sumber daya terbatas.
Dengan langkah sederhana seperti membuat lubang biopori, sekolah tidak hanya menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan, tetapi juga memberikan pembelajaran langsung kepada siswa tentang pentingnya pengelolaan sampah dan pelestarian alam. Jika dilakukan secara konsisten dan melibatkan seluruh warga sekolah, kebiasaan baik ini dapat menjadi budaya yang bermanfaat jangka panjang.
Mari mulai dari hal kecil untuk perubahan besar. Lingkungan sekolah yang bersih adalah cerminan sekolah yang peduli dan berbudaya.
Komentar
Posting Komentar